Jelajahi Duniamu!

Duniaku ibarat sebuah buku, dan perjalananku akan membentuk sebuah buku cerita tentang kehidupan. Mereka yang tidak melakukan perjalanan hanya membaca halaman dari buku itu.

Jelajahi Indonesiamu

Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah. (Lao Tze)

Jelajahi Alammu

Gantungkan azam dan semangatmu setinggi bintang di langit dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan.

Warnai Duniamu, Harimu dan Langkahmu

Buatlah hidupmu berwarna seperti sebuah pelangi, karena kita melihat kebahagiaan itu ibarat melihat pelangi, tidak pernah berada diatas kepala kita sendiri, tapi selalu berada diatas kepala orang lain.

Kembangkan senyummu

Dunia selalu terlihat lebih cerah dari balik sebuah senyuman. Tersenyumlah !! Dan duniamu akan lebih indah.

Prev Next

Archive for 2011

A Post Without Image

Curug Malela Si Niagaranya Indonesia

Now, kali ini saya penasaran dengan Curug Malela. Mungkin tidak semua orang tau akan Curug Malela, karena memang belum terlalu terpublikasikan. Saya dapat informasi dari mbah Google, curug ini biasa disebut sebagai Niagaranya Indonesia. Kalau lihat dari foto-fotonya sih keren banged gambarnya.. Berangkat dari penasaran itu kami pun berangkat kesana.
Niagaranya Indonesia
Saya bersama tim dari Jakarta menuju Bandung dengan Touring, biar irit dan lebih gampang untuk akses menuju ke Curug Malela nantinya. Meeting poin di Lebak Bulus jam 7 pagi, kemudian kami berangkat menuju Bogor, di Bogor sudah menanti seorang teman kami. Sebelum start menuju Bandung, kami sempatkan dulu sarapan bubur di Bogor. Tepat jam 9, kami pun mulai menuju Bandung.

Singkat cerita, sekitar jam 2an kami sampai di Bandung, untuk akomodasi penginapan kami menginap di rumah teman. Sore harinya kami menuju Bukit Bintang, kamipun menghabiskan seperempat malam disana. Sekitar jam 10 malem kami pulang kerumah untuk istirahat, karena besok perjalanan yang ditempuh lumayan lama.
Menikmati sunset di Bukit Bintang
Setelah sholat subuh, saya dan rombongan dari Jakarta menuju tempat meeting poin dengan  tim dari Bandung. Meeting poin pertama di Griya Antapani kemudian kami lanjut ke meeting poin ke dua dan seterusnya, karena rombongan yang dari Bandung emg rumahnya mencar-mencar semua. Hasil akhirnya jam 8 pagi semua tim sudah terkumpul di dekat pintu Tol Pasir Koja, rombongan Jakarta dan Bandung udah gabung dengan total 8 motor.

 Rombongan pun siap meluncuuuuurrr..... Curug Malela terletak di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Desa Cicadas, Kec. Rongga, Kab. Bandung Barat. Untuk Jalan menuju ke Curug Malela, kami melewati jalur dari Cimahi - Batujajar - Cihampelas - Cililin - Sindangkerta - Gununghalu - Rongga - Desa Cicadas - Curug Malela.

Selama di perjalanan kami memang tidak terlalu banyak istirahat, karena memang mengejar waktu agar lebih puas bermain di curugnya dan rombongan Jakarta juga mesti balik sore harinya. Di Alfam*rt terakhir kami beristirahat, melepaskan pegal-pegal dan membeli makanan dan minuman. Setelah itu kami juga sempatkan berhenti di warung nasi sebelum masuk ke Curug Malela nya.
Ngaso dulu lah...
Sempetin dulu beli nasi, lapeeerrr
Perjalanan menuju Curug Malela cukup lumayan bikin pant*t sakit dan panas. Jalanan yang berbatu-batu dan menanjak dengan pemandangan kebun teh dan pohon pinus. (Tips: sempat kanlah untuk bernarsis ria,,biar pegal-pegal sedikit terlupakan.)
Jalan menuju ke curug
Sedikit terjal
Jalan menuju curug

Narsis dulu lah
Kami dan pohon pinus
Jalanan ini mah masih mulus
Pintu Gerbang Curug Malela
Setelah menempuh 5 jam perjalanan dari kota Bandung, kami pun akhirnya sampai di parkiran Curug Malela. Ternyata dari parkiran untuk menuju ke Curugnya butuh waktu berjalan kaki sekitar 1 Jam. Melewati pepohonan dan sawah-sawah.
Perjalanan menuju Curug Malela
Lewat sawah

Curugnya udah mulai keliatan gan
 Dan Akhirnya kami sampai juga di Niagaranya Indonesia.
This it!!!

Sayang airnya sepiii :(
Sayang sekali saat saya dan teman-teman kesana airnya sedikit karena musim kemarau. Padahal derasnya air yang mengalir pasti akan lebih bagus lagi. Secara Niagara terkenal dengan derasnya air terjun, tapi saya puas dengan semuanya, dari perjalanannya, kebersamaannya, sampai akhirnya bisa melihat dan menikmati secara langsung indahnya Niagara Indonesia ini.

Full Team :D

Us :)
And thanks to Timbul Paulus Samosir beserta macannya :)
Timbul dan kekasihnya
And My Team :)



A Post Without Image

Lagi-lagi Gunung Gede

Perjalanan kali ini adalah naik-naik ke puncak gunung, dan gunung yang akan didaki adalah Gunung Gede kembali, ini adalah pendakian yang ke 3 kalinya ke Gunung Gede. Lumayanlah buat mengisi liburan sabtu minggu.Pendakian kali ini saya bersama temen-temen dari Petualang 24, sebagian memang sudah ada yang pengalaman naik gunung tapi sebagian lagi ini adalah pengalaman pertama mereka dalam naik gunung, karena alasan inilah kenapa gunung Gede jadi pilihannya.
Full Team
Perjalanan kami mulai hari Jum’at malam berkumpul diterminal Kp. Rambutan, naik bis menuju ke Cipanas. Sekitar jam 2 subuh kami sampai di Cipanas dan langsung disambut oleh temen-temen dari Bandung yang sudah datang terlebih dahulu. Sambil menunggu Bapak Yadi (orang yang membantu kami dalam mengurus surat izin/simaksi ke Gn. Gede), sebagian ada yang berbelanja perlengkapan makanan, ke toilet, dsb. Tidak lama kemudian orang yang ditunggupun datang, surat sudah ditangan dan angkotpun sudah menunggu untuk membawa kami menuju Gn. Putri.

Yapss,,kami akan melewati jalur Gn. Putri dalam mendaki kali ini, walaupun tracknya sedikit terjal tapi jaraknya tidak panjang. Jam 3 subuh kami naik angkot menuju ke Gn. Putri, setengah jam perjalanan sampai di tempat tujuan. Istirahat sebentar kemudian langsung menuju ke warung makan, isi perut sebelum mulai mendaki. Saat azan subuh berkumandang, kami menuju Pos 1 di Gn. Putri, yang muslim menunaikan sholat setelah itu registrasi, dan berangkaaaattt…
Perjalanan pun dimulai
 
Pendakian ini terbilang sangat santai, tidak mengejar waktu, kami benar2 menikmati setiap langkah. Hampir 5 jam kami mendaki melewati jalur Gn. Putri dan akhirnya kami sampai ke tujuan awal kami, yaitu Surya Kencana, sebuah lapang yang begitu luas dimana begitu banyak sekali pohon-pohon edelweis tumbuh, angin yang sejuk benar-benar menyenangkan.
Istirahat Itu Penting
Senyum Dewan Pembina :D
Bapak Penjual Nasi Uduk
Uppsss itu Pak TL lagi ...(Sensor) ........
Sejak siang kabut selalu datang, membuat udara semakin dingin. Sayang sekali karena musim panas, mata air disini kering, hanya sedikit air yang mengalir, itu membuat kami harus mengantri dengan pendaki lainnya terlebih dahulu saat akan mengisi air. Musim kemarau membuat mata air di Surya Kencana cuman sedikit mengeluarkan air, ditambah lagi persediaan air yang kami bawa juga sedikit.

Sampai di Surya Kencana
spot udah di dapet,, saatnya mendirikan tenda
Siang kami sudah mendirikan tenda, sebagian tidur, sebagian ada yang menikmati suasana di Surya Kencana, hingga malam tiba kami habiskan malam dengan bermain kartu di dalam tenda. Sayang sekali, tiba-tiba hujan datang.
Penampakan
Pagi tiba, kami semua terbangun saat matahari sudah terbit, saat udara sudah mulai hangat. Bermain, berlari menghangatkan tubuh. Dan saat adu lari, sang TL pun terjatuh dan terjadilah luka,,hahahaaa (Pelajaran: Jangan pernah berlari di tanah yang tidak datar.)
Kembali ke tenda dan menyiapkan makanan, saatnya sarapan pagi. Menu kali ini adalah nasi, abon, telor + sosis didadar, kornet + telor.. Menu yang sangat simple sekali dan praktis.
Inilah tim Masak dan menu masakannya

This it

Setelah makan dan perut kenyang, saatnya berbenah-benah, merapihkan semuanya, tenda, sleeping bed, peralatan masak dan makan, karena kita siap kembali untuk mendaki menuju puncak gede.
Dari Surya Kencana menuju Puncak Gunung Gede Cuma butuh waktu 1 jam saja, kami sudah sampai di puncak, tepat jam 12 siang, untung saja matahari tidak terlalu terik jadi cukup nyaman berada dipuncak gunung jam segitu.
Menuju Puncak Gunung Gede
Daaaan,, inilah dia..
salah satu sudut di puncak
Setelah puas2 berfoto-foto dipuncak, kami akhirnya turun, jalur yang kami lewati adalah jalur Cibodas. Jalur ini kami melewati turunan setan, beberapa curug, diantaranya curug …, hot spring (air panas belerang). Jalur Cibodas memang lebih menarik ketimbang Jalur Gn. Putri, banyak yang bisa kita nikmati namun jaraknya lebih panjang.

Tanjakan setan, eh turunan setan
Istirahat lagi di Kandang Badak
Tentunya harus selalu absen sama Ilahi :)
Hot Spring
Jam 7  malam kami sampai dibawah, waktu yang sangat lama untuk untuk turunan dari puncak hal ini disebabkan karena kami menghabiskan waktu di Curug Cibeureum, sesampainya di bawah kamipun langsung istirahat di warungnyaMang Idi, warung Mang Idi adalah warung langganan bagi para pendaki. Setelah kami makan malam, saatnya pulang menuju Jakarta.

A Post Without Image

Curug Luhur Cikaso Ketika Sepi Air

Cerita ini masih lanjutan dari cerita perjalanan galau kami waktu bulan ramadhan. Sedikit mengulas, niat awalnya ingin melihat dan meyaksikan hujan meteor (perseis rain) dari puncak Bogor, malah meyimpang dari rencana, Ujung Genteng lah tempat yang dipilih. DAMN!!!!

Pagi hari sampai di daerah Ujung Genteng, kami menikmati pemandangan indah dengan udara yang sejuk di Tanah Lot Amanda, setelah puas menikmati keindahan alam dan beristirahat disana, perjalanan kami lanjutkan kembali menuju Pantai Ujung Genteng. Berangkat dari Ujung Genteng, menuju jalan pulang, kami menyempatkan untuk mengunjungi Curug Luhur Cikaso. Sempat nyasar-nyasar juga sih karena dari kami semua tidak ada yang hapal jalan persis menuju ke Curug Cikaso, tapi berkat bertanya sana sini, kami menemukan juga Curug Luhur Cikaso.
area parkir di Curug Cikaso
Tukang parkirnya ngaso duluuu  ^___^
 Sampai di tempat parkir, siap-siap menuju Curug Cikaso, sementara yang lain sibuk ganti celana, karena mau mandi-mandi rencananya. Ternyata untuk menuju Curug Cikaso ada 2 akses jalan yang bisa ditempuh, pertama dengan berjalan kaki, mungkin waktu yang ditempuh sekitar 20menit untuk bisa sampai di Curug Cikaso. Dan cara kedua dengan menaiki kapal kecil khusus penumpang yang dikelola oleh masyarakat setempat. Ternyata cukup mahal juga harga sewa kapalnya, 80ribu untuk satu kapal,,wawww,, sungguh tidak sebanding dengan jarak yang ditempuh.
foto dulu sebelum naik kapal
kegiatan penduduk lokal
kapal-kapalnya ngasoooo
eksis lagi aaahhh
lagi-lagi eksis di atas perahu
Benar-benar sebentar rasanya di atas perahu ini, tidak sampai 10 menit kami sudah turun kembali dari perahu, sempat kesal sih karena harganya mahal untuk sewa perahu. Setelah perahu mendarat di tepian, kami pun berjalan menuju Curug Luhur Cikaso, dan sampai didepan tebing-tebing tinggi kamipun terpana, melihat itu. ternyata tebing-tebing tinggi itu adalah Curug Cikaso yang sedang kering, sedikit sekali air yang mengalir di tebing itu. Benar-benar tidak sesuai dengan harapan kami, tapi itu semua tidak mengurangi semangat kami untuk menikmati keindahan alam di Curug Luhur Cikaso.
Curugnya kering
Benar-benar sedikit air
ga ada air
Tidak bisa mandi dan main air tidak berarti harus mati gayakan,, yaps,, foto-foto memang dapat menghibur diri karena kecewa melihat Curug Cikaso yang mengering akibat musim kemarau.
Foto keluarga 'Galau' edisi 1
Foto keluarga 'Galau' edisi 2
Foto keluarga 'Galau' edisi 3
Foto keluarga 'Galau' edisi 4
bener-bener galau ini.. hahahaa
 Setelah foto-foto disana sini dengan berbagai pose dan latar yang berbeda, kamipun istirahat, menikmati sejuknya angin semilir ditengah teriknya matahari. Tidur-tiduran di atas batu-batu besar, bercerita-cerita dan menyiapkan next trip. tring, muncullah trip 'Galau' berikutnya ke Palembang, kampungnya Eko. Hahaaaa
Akhirnya ga berasa sudah hampir 2 jam kami berada di Curug Cikaso ini, maish betah rasanya berleha-leha disini menikmati sejuknya angin semilir, tapi karena waktupun dan mengejar malam sampai Jakarta, makanya kamipun bergegas meningglkan Curug Cikaso.

Perjalanan pulang
Semoga nanti saya bisa kesini lagi, menyaksikan Curug Luhur Cikaso mengalirkan airnya yang begitu deras karena saya ingin merasakan sejuk dan segarnya air Curug Luhur Cikaso.