Jelajahi Duniamu!

Duniaku ibarat sebuah buku, dan perjalananku akan membentuk sebuah buku cerita tentang kehidupan. Mereka yang tidak melakukan perjalanan hanya membaca halaman dari buku itu.

Jelajahi Indonesiamu

Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah. (Lao Tze)

Jelajahi Alammu

Gantungkan azam dan semangatmu setinggi bintang di langit dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan.

Warnai Duniamu, Harimu dan Langkahmu

Buatlah hidupmu berwarna seperti sebuah pelangi, karena kita melihat kebahagiaan itu ibarat melihat pelangi, tidak pernah berada diatas kepala kita sendiri, tapi selalu berada diatas kepala orang lain.

Kembangkan senyummu

Dunia selalu terlihat lebih cerah dari balik sebuah senyuman. Tersenyumlah !! Dan duniamu akan lebih indah.

Prev Next

Archive for Juli 2011

A Post Without Image

Berkaca ke Bawah Laut Di P. Kotok

Sebelum puasa datang, sempatkan diri dulu untuk jalan-jalan. Yuppsss, tempat yang dituju kali ini masih termasuk dalam kawasan ibukota Indonesia, Djakarta. Tepatnya di Kep. Seribu, kali ini kami ingin menikmati keindahan pulau-pulau di Kep. Seribu. Pulau yang kami tuju Pulau Perak tempat kami akan mendirikan tenda, dan pulau-pulau sekitarnya tempat kami akan menikmati keindahan alam bawah laut.

Alam bawah laut P. Kotok
Berangkat dari Muara Angke, dengan menaiki ojek (read: kapal penumpang) menuju P. Pramuka. Di P. Pramuka kami berganti kapal yang lebih kecil, kapal yang mengantarkan kami menuju tempat-tempat snorkling yang bagus untuk dikunjungi. Pulau pertama tempat kami snorkling adalah Pulau Kotok.

Alam bawah laut P. Kotok

A Post Without Image

Pesona Papandayan

Pendakian ini terbilang dadakan dan cepat, kurang dari seminggu untuk mempersiapkan semuanya. Niat dan keinginan yang kuatlah kami bisa melakukan ini,halah. Gunung Papandayan memang tidak setinggi gunung lainnya yang ada di Jawa Barat, tapi kalau untuk pemandangannya Papandayan emang jagonya. Tidak hanya pemandangan yang indah yang disuguhkan oleh Papandayan tapi udara yang begitu dingin juga akan menyapa hingga ketulang rusuk. hahahaaaa

Berangkat malam menuju Garut, dan sampai subuh di terminal Garut, kami menuju mesjid untuk menghadap Ilahi. Setelah melakukan sujud syukur, kamipun bergegas mencari sarapan. Lapaaarrrr...

Setelah sarapan langsung mencari angkot dan kami berangkat menuju Papandayan. Kurang lebih 2jam perjalanan dari terminal Garut menuju parkiran Papandayan, dengan jalan yang rusak dan debu. Sampai di lapangan parkir Papandayan, kami langsung disambut oleh dinginnya udara dan sinar matahari pagi.

Parkiran di Papandayan
mari berfoto untuk sebelum naik
Registrasi dulu sembari siap-siap untuk mendaki. Dan akhirnya pendakian pun dimulai.

Saat tanjakan pertama
Melewati bukit
Perjalanan yang ditempuh
Eksis dulu
Puncak 1 Papandayan
 Siang hari ditengah matahri sedang terik-teriknya, kami sudah sampai di tempat dimana kami akan bermalam, dan hampir semua pendaki akan mendirikan tenda disini, Pondok Salada. Disini kami langsung mendirikan tenda dan masak untuk makan siang. Perut kenyang, matapun mengantuk, matahari yang menyengat panas denga tiupan angin yang sepoi-sepoi membuat mata inipun berayun-ayun. Dan kami terlelap tidur.

Menjelang sore, kami hiking menuju puncak Papandayan. Melihat pemandangan alam yang begitu indah, padang Edelweis, sunset, Gunung Cikuray dan kota Garut. Semuanya menyatu dengan baik. Hmmm,,, Subhanallah.
View Cikuray dari Puncak Papandayan
Pemandangan Gunung Cikuray
Ladang Edelweis


Sunset dari Puncak Papandayan
Siang pun berganti malam, kamipun bergegas turun sebelum gelap menyerbu. Kembali ke tempat kami mendirikan tenda, menghabiskan malam dan menunggu pagi datang.

Terik Matahari pagi
Inilah matahari yang menyambut pagi kami di Papandayan. Teriknya yang sangat menghangatkan hati dan tubuh. Pagi disambut dengan senyuman, sarapan dan beres-beres kembali untuk melanjutkan perjalanan, pulang. Rute pulang kami akan melalui danau susu dan hutan mati kemudian melewati danau vulcano. Kembali kami dibuat kagum, dan mengucapkan Subhanallah.
Hutan Mati
Danau Vulcano
Kecilnya kami
Aliran Sungai Susu
Kolam susu
Eksis dulu sebelum pulang

Tak puas rasanya mata ini memandang alam yang begitu indah, ingin kembali lagi menyapa dinginnya udara Papandayan dan menikmati ribuan bintang di malam hari.

A Post Without Image

Touring Gunung Bunder

Tidak banyak yang tau mengenai posisi Gunung Bunder. Hal ini karena Gunung Bunder berada di kawasan Gunung Salak. Gunung Bunder terkenal dengan curugnya (air terjun), karena disini memiliki puluhan curug dan sebuah kawasan kawah ratu.

Gerbang masuk Taman Nasional G. Salak

Tarif yang berlaku
Di pintu gerbang masuk, kita akan dihadang oleh para petugas / penjaga untuk membayar retribusi sesuai dengan tarif yang tertera. Setelah membayar lunas, kamipun bergegas menuju curug yang ingin dituju, curug Cigamea. Curug Cigamea berada di paling atas, sehingga selama perjalanan menuju curug Cigamea, kami melewati puluhan curug.

A Post Without Image

Uniknya Suku Baduy

Siapa yang tidak tau suku Baduy. Sebuah kampung yang masih mempertahankan ajaran-ajaran warisan nenek moyangnya. Yaaps,, Suku Baduy letaknya di Kabupaten Lebak,Banten. Ditengah derap lajunya perkembangan teknologi sekarang, masyarakat Suku Baduy masih mempertahankan adat-adat dan aturan yang sudah turun temurun. Intinya sih, hidup tanpa teknologi.

Lumbung padi di Suku Baduy
Masyarakat Baduy pergi ke ladang

Masyarakat Suku Baduy menganut sebuah kepercayaan namanya Sunda Wiwitan. Tidak banyak yang bisa saya jelaskan dari kepercayaan ini,karena saya juga tidak terlalu paham jaran-ajaran. Saat kesini yang saya rasakan adalah alamnya yang masih alami, tanpa tersentuh teknologi apapun, tidak ada listrik, masak masih menggunakan kayu, bahkan untuk penerangan mereka dimalam hari menggunakan obor yang minyaknya dari minyak sayur.

Jembatan di Baduy

Ramah tamah, ini juga termasuk hal yang membuat saya kagum. Saat rombongan kami datang, di malam hari, mereka masih menyambut kami dengan senyuman. Memasakkan kami makanan dan membuatkan kami minuman hangat. Benar-benat hangat rasanya saat itu.

Dilarang ngomong sembarangan, mungkin kalau orang sunda bilang "pamali". Antara percaya atau tidak, tapi ini benar-benar terjadi. Jangan bertanya aneh-aneh, jangan sompral/sok tau, dan patuhi semua peraturan mereka, itu kalau anda ingin pulang dengan selamat. Sudah banyak rasanya cerita yang beredar mengenai hal-hal mistis yang pernah terjadi,jika ada pendatang yang datang.

Perkampungan di Baduy
Inilah Suku Baduy, dengan kemandirian dan kegigihannya dalam mempertahankan ajaran nenek moyang. Tidak mau tersentuh teknologi ditengah pesatnya kemajuan zaman sekarang. Apalagi mereka harus berdampingan hidup dengan masyarakat yang sudah merasakan teknologi. Tapi mereka tetap percaya akan kepercayaannya.

Membuat selendang khas Baduy
3 hari 2 malam saya habiskan waktu berada di perkampungan Suku Baduy, semuanya begitu cepat, belum sempat saya belajar menenun dan menumbuk padi. Semoga nanti saya punya waktu untuk berkunjung kembali ke Suku Baduy.

A Post Without Image

Eksotisnya Krakatau

Persiapan menuju Krakatau sudah dilakukan semenjak 2 minggu sebelum keberangkatan, dengan total rombongan 26 orang, kami berbagi tugas dalam membawa perlengkapan yang akan digunakan selama disana. Dan perjalanan pun dimulai, Jum'at malam kami menembus malam menuju Merak dengan membawa tas yang penuh dan langkah yang pasti. Untung saja muatan kapal tidak terlalu dipenuhi oleh manusia sehingga kami pun masih bisa bernapas dengan lega dan mengambil posisi yang enak selama di atas kapal.

Jam 5 pagi,kami sampai di Bakauheuni dan langsung disambut oleh sopir angkot yang sudah dipesan sebelumnya, Bapak Udin. Beliau yang mengantarkan kami menuju Dermaga Canti. Dermaga Canti, sebuah dermaga kecil namun begitu vokal bagi penduduk disekitarnya. Walaupun masih pagi, namun transaksi jual beli sudah terjadi disitu.Dermaga ini juga yang menjadi penghubung masyarakat pulau dengan masyarakat di darat.
Dermaga Canti
View dari Dermaga Canti
Menunggu Kapal di Dermaga Canti
Setelah menunggu,akhirnya kapal yang kami sewa datang menjemput, kami langsung naik dan bersiap menikmati alam dan ayunan ombak. Puas rasanya menikmati keindahan alam disana, menikmati alam bawah laut dengan suguhan air yang begitu bening dengan berbagai jenis ikan.

Snorkling di P. Sebuku Kecil
Menjelajah Sebuku Kecil
Subhanallah
Ujung Pulau Sebuku Kecil
Berdecak kagum

Setelah siang kami snorkling untuk berburu keindahan alam bawah laut, sorenya kami berburu matahari dari atas Anak Gunung Krakatau. Menuju Krakatau kami langsung disambut oleh semburan abu gunung, seolah-olah mengucapkan selamat datang. Senang rasanya menikmati suguhan alam yang begitu harmoni, walaupun badan bermandikan abu. Berlari mendaki gunung demi mendapatkan indahnya matahari terbenam, diiringi dengan musik dentuman Gunung Krakatau, yang seakan-akan menyemangati kami dalam mendaki.
Perjalanan Menuju Krakatoa
Semburan Krakatoa = Ucapan Selamat Datang
Krakatoa Batuk
View dari G. Anak Krakatoa
Sunset dari atas Anak G. Krakatoa
Sunset di Krakatoa
Siluet kami
Panas Membara
Puas menikmati sunset, dan matahari sudah semakin jauh tenggelam, kami pun beranjak turun. Mendirikan tenda tepat di bawah Anak Gunung Krakatau. Menghabiskan malam, bersenda gurau, mendengarkan musik namun tetap waspada karena semburan abu dan dentuman dari Krakatau terus saja menjaga kami, belum lagi air laut yang pasang dan ombak yang besar.

Pagi kami terbangun, langsung disambut oleh 2 ekor biawak yang besar. Sungguh luar biasa, pengalaman yang begitu hebat yang baru kami sadari. Ternyata 1 malam kami tidur dijaga oleh 2 ekor biawak, dengan alunan suara dentuman gunung serta ombak laut, diselimuti oleh abu vulkanik dan ayunan kecil oleh bumi akibat aktivitas Anak gunung Krakatau. So Amazing !!!!
Memasak untuk sarapan pagiii ^___^
Memburu Sunrise pagi
Hangatnya bermandikan cahaya pagi.
 Ditengah pagi yang mulai cerah dengan matahari yang semakin tinggi, G. Anak Krakatoa kembali terbatuk, seakan ikut senang dengan kami.
Senyum Anak Gunung Krakatoa
Biawak penghuni Anak Gunung Krakatoa
Bermaik dengan biawak
 Entah kapan saya bisa merasakan kembali harmonisasi alam yang begitu indah dan dahsyatnya seperti itu. Begitu puas rasanya, bisa menikmati 2 keindahan alam sekaligus, Laut dan Gunung. Subhanallah.

A Post Without Image

Horornya Pulau Onrust

Salah satu pulau di Kepulauan Seribu adalah Pulau Onrust. Pulau yang terkenal dengan benteng peninggalan bekas penjajahan belanda masih berdiri kokoh disana.

Pulau Kelor
Full team di Pulau Kelor

Itu Pulau Onrust ??? Anda salah. Saya juga bingung, dari informasi yang saya dapat kalau itu adalah Pulau Onrust, tapi kenyatannya adalah itu Pulau Kelor. Trusss Pulau Onrust yang mana ??? Inilah Pulau Onrust yang sebenarnya ,, eng ing eng ....

Tugu di Pulau Onrust
Full team di Pulau Onrust
Dan inilah Pulau Onrust yang sesungguhnya, sebuah Pulau dengan history yang begitu banyak. Dulunya Pulau ini merupakan tempat Barak Karantina bagi Calon Haji. Disinilah semua Calon Haji dikumpulkan sebelum menjalankan ibadah haji ke tanah suci Mekkah. Masih tampak jelas bekas-bekas bangunan di pulau ini.

Benteng di Pulau Onrust
Sisa-sisa bangunan di P. Onrust
Kenapa Pulau Onrust indentik dengan hororr,, hmmm,, setelah saya disini dan bermalam di pulau ini, baru saya pahami kenapa pulau ini terkenal angkernya. Yoi,, ada bekas benteng yang berbentuk bundaran posisinya tepat ditengah-tengah pulau ini, kemudian tidak jauh dari situ terdapat makam-makam dan salah satunya terdapat makam seorang noni Belanda, katanya sih kalau malam noni Belanda ini suka nongol,,tapi selama saya disana, dan sempat mengelilingi pulau jam 11 malam, tidak menemukan penampakan noni Belanda yang konon kabarnya cantik.

Saat wisata malam di P. Onrust
Sunrise dari P. Onrust
Eksis di pagi hari

Tapi memang tidak bisa saya pungkiri, pulau ini seram, bahkan saat sholat pun saya sempat merinding, ntah keedinginan atau emang didekat saya ada makhluk tersebut. Saya juga tidak memgerti.