Jelajahi Duniamu!

Duniaku ibarat sebuah buku, dan perjalananku akan membentuk sebuah buku cerita tentang kehidupan. Mereka yang tidak melakukan perjalanan hanya membaca halaman dari buku itu.

Jelajahi Indonesiamu

Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah. (Lao Tze)

Jelajahi Alammu

Gantungkan azam dan semangatmu setinggi bintang di langit dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan.

Warnai Duniamu, Harimu dan Langkahmu

Buatlah hidupmu berwarna seperti sebuah pelangi, karena kita melihat kebahagiaan itu ibarat melihat pelangi, tidak pernah berada diatas kepala kita sendiri, tapi selalu berada diatas kepala orang lain.

Kembangkan senyummu

Dunia selalu terlihat lebih cerah dari balik sebuah senyuman. Tersenyumlah !! Dan duniamu akan lebih indah.

Prev Next

Munggahan di Aliran Citarum Lama

Munggahan dalam bahasa Sunda, artinya tradisi masyarakat Sunda upaya membersihkan diri dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, banyak cara yang bisa dilakukan ada yang mandi/berbasah-basahan bersama-sama, ada yang berziarah ke makam, atau ada yang berkunjung kerumah saudara untuk silaturahmi. Setiap daerah beda-beda sebutannya namun mempunyai makna dan tujuan yang sama. Di Padang terkenal dengan nama "Balimau", kalau di Aceh disebut dengan "Meugang, di Jawa biasa disebut "Padusan/Megengan.

Pipa dan kantor PLTA Saguling
Air mancur depan gedung PLTA Saguling
 Karena aku di Jawa Barat khusunya Sunda, makanya aku pakai kata munggahan. Menyambut Ramadhan 1432 H, aku dan teman-teman yang tergabung dalam komunitas Petualang 24 pergi ke Bandung untuk kopdar (kopi darat) dengan teman-teman yang ada di Bandung. Selama di Bandung kami ditampung dirumah salah seorang teman yang cukup luas. Setelah selesai kopdar, wisata kuliner dan keliling kota Bandung, keesokan harinya kami menuju Waduk Saguling. Waduk Saguling merupakan waduk terbesar di Jawa Barat dan letaknya di Kabupaten Bandung Barat tepatmya di daerah Cirata.
Setelah mobil di parkir di depan kantor PLTA Saguling, kami pun langsung berjalan menuju tempat lokasi. Awalnya jalan yang kami lalui biasa saja, tidak terlalu susah.

Jalan menuju Sangyang Poek
Menuju Sangyang Poek
Setelah berjalan sekitar 15 menit, kami sampai di Sangyang Poek. Sebuah gua yang tidak terlalu besar tapi lumayan gelap jika kita masuk kedalam. Untuk dapat melanjutkan perjalanan hanya ada 2 pilihan, terus dengan menyusuri Gua Sangyang Poek atau ke kanan, ambil jalur sungai. Untuk ini saya pilih masuk gua, biar lebih keren terdengarnya,,hahahaa

Pintu Gerbang
Eksis dulu sebelum susur gua
Setelah keluar dari gua, perjalanan pun dilanjutkan, melewati sungai dan bebatuan yang besar-besar. Melompat kesana-kesini berpindah dari batu satu ke batu yang lainnya. Jujur, perjalanan kali ini saya tidak tau tujuan yang akan dicapai itu apa, karena memang tidak ada patokan sebelumnya. Sampai akhirnya kami sedikit kelelahan dan beristirahat di sebuah batu yang besar.


Aliran air sungai
Perjalanan yang ditempuh
Istirahat
Kami (cewek-cewek) hanya sampai sini saja perjalannya,sementara sebagian cowok melanjutkan perjalanan mereka. Menikmati indahnya alam, angin yang sepoi-sepoi, dengan suara air sebagai musik, benar-benar membuat hati teduh dan mata mengantuk.


Gogoleran
Seperti biasa, saya selalu ingin kembali ketempat yang saya kunjungi, karena ternyata saya belum melihat Waduk Saguling dari atas, belum melihat Sangyang Tikoro dan tempat lainnya yang ternyata masih tersembunyi. Semoga bisa kembali lagi kesini. Amiiin


Leave a Reply