Jelajahi Duniamu!

Duniaku ibarat sebuah buku, dan perjalananku akan membentuk sebuah buku cerita tentang kehidupan. Mereka yang tidak melakukan perjalanan hanya membaca halaman dari buku itu.

Jelajahi Indonesiamu

Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah. (Lao Tze)

Jelajahi Alammu

Gantungkan azam dan semangatmu setinggi bintang di langit dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan.

Warnai Duniamu, Harimu dan Langkahmu

Buatlah hidupmu berwarna seperti sebuah pelangi, karena kita melihat kebahagiaan itu ibarat melihat pelangi, tidak pernah berada diatas kepala kita sendiri, tapi selalu berada diatas kepala orang lain.

Kembangkan senyummu

Dunia selalu terlihat lebih cerah dari balik sebuah senyuman. Tersenyumlah !! Dan duniamu akan lebih indah.

Prev Next

Ramadhan di Ujung Genteng

Tidak pernah terpikir oleh kami akan menuju Ujung Genteng. Yaps, karena niat awalnya hanya ingin menyaksikan perseid rain (hujan meteor). Langit Jakarta memang tidak memungkinkan untuk melihat hujan meteor apalagi dengan mata telanjang, mau ke Boscha tapi selama bulan ramadhan tutp, akhirnya kami memutuskan untuk melihat hujan meteor dari langit puncak Bogor. Berdasarkan info yang didapat, memang hujan meteor kali ini tidak akan terlihat dengan sempurna karena pada saat itu tepat bulan purnama, sehingga cahaya bulan purnama akan menyamarkan hujan meteor.

Walaupun kami sudah tau akan kemungkinannya yaitu tidak bisa melihat hujan meteor dengan jelas, dengan semangat dan niat tinggi, kami menuju kota sejuta angkot dan kota hujan, Bogor. Kumpul di Jakarta, langsung masuk tol menuju arah Bogor, keluar tol dan sampai di Ciawi, kegalauan Eko (yang bawa mobil) nanya, "jadinya kita mau kemana nih". Dan tiba-tiba ada yang nyeletuk diantara kami, "ujung genteng". Ok, semua langsung setuju walaupun sang TS merasa keberatan awalnya karena "ujung gentengkan jauh, besok siang gue mesti kerja".

Singkatnya, kami sampai juga di Ujung Genteng subuh, paginya kami menuju Tanah Lot Amanda, dan kemudian ke Pantai Ujung Genteng. Terlihat sepi disana, yang ada hanya para nelayan, dan pemancing. Tenang sekali pantai Ujung Genteng, terlihat aslinya karena sepi pengunjung. Ini karena waktunya memang bukan waktu liburan, ini adalah bulan puasa dan kita ada di Ujung Genteng.

hanya ada para pemancing
Deburan ombak di Pantai Ujung Genteng
Kapal nelayan tersandar
Rumah penduduk sekitar
Tidak lama kami menghabiskan waktu di pantai Ujung Genteng. Kondisi yang memang panas oleh teriknya matahari, sepi pengunjung dan tidak tau mesti ngapain,,hahahaa. Sebelum pergi meninggalkan Ujung Genteng, kami mulai mengabadikan semuanya.
Inilah Kami   ^_____^
narsis dulu sebelum pulang
Okeh, foto-foto selesai, saatnya pergi meninggalkan Pantai Ujung Genteng. Berangkaaaattt ... 
Tujuan kami selanjutnya adalah Curug Cikaso,  perjalanan menuju Curug Cikaso kami menemukan tugu rudal, kesempatan dan momen bagus untuk berfoto, mariii bernarsis ria lagi.

Tugu Rudal TNI Ujung Genteng
Pose edisi 17 agustus
Puas berfoto di tugu rudal TNI, kamipun melanjutkan perjalanan, dan akhirnya melewati sebuah jembatan, dan foto-foto lagiiii ..
narsis di Jembatan
Ada yang beda d trip kami kali ini, suasana puasa, sepi, dan tanpa perencanaan. Kami menyebutnya trip GALAU. hahahahaa
Yang bawa mobil yang galau
 Dan inilah seseorang yang berjasa telah mengantarkan kami menuju Ujung Genteng, dengan kegalauannya menyetir mobil 24 jam nonstop. Salllut buat Eko.


Leave a Reply